BAPER 2.0 DAN HALAL BI HALAL 1442 H



Bertajuk 
Idul Fitri, Kontribusi Keuangan Syariah Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi




 

Momen yang ditunggu-tunggu bagi umat muslim untuk bermaaf-maaf an yaitu hari raya idul fitri. Maka dari itu HMJ S1 Perbankan Syariah mengadakan acara Bincang Asik Perbankan (BAPER) dengan mengangkat tema “Bertajuk Idul Fitri, Kontribusi Keuangan Syariah Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi”. Mengingat di bulan yang suci ini masih ada pandemi yang tak kunjung berakhir. Maka dari itu pertumbuhan ekonomilah yang sangat berpengaruh pada saat ini.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan seseorang, karena naik turunya ekonomi lah yang menjamin seseorang dalam hidup keseharianya. Maka dari itu keuangan syariah sangat berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari Triwulan I tahun 2019 hingga Triwulan II tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat drastis hingga mendapat (min), dengan berjalannya waktu pertumbuhan ekonomi sudah mengalami kenaikan walaupun belum mencapi target sempurna. Dalam masa pertumbuhan dan kontribusi PDRB menurut wilayah, pulau jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Indonesia sebesar 58,70 persen dengan pertumbuhan -0,83 persen.

Market share keuangan syariah pada Desember 2020 di Indonesia mencapai 8,89 persen dari Total Aset Keuangan Indonesia, yang terdiri atas Perbankan Syariah 6,51 %, IKNB Syariah 4,43% dan Pasar Modal Syariah 17,25 %. Untuk saat ini yang tertinggi adalah dari Pasar Modal Syariah dan terendah IKNB Syariah.

Master plan sektor jasa keuangan memulihkan perekonomian sosial dengan beberapa arah kebijakan yaitu:

1. Mendukung percepatan implementasi PEN 
➢ Melalui dukungan pembiayaan pada usaha bersifat padat karya atau memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap perekonomian.
2. Monitoring dan evaluasi kebijakan stimulus dan transisi normalisasi kebijakan relaksasi prudensial yang telah diberikan.
➢ Melanjutkan implementasi relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit atau pembiayaan secara selektif untuk menghindari moral hazzard
3. Meningkatkan permintaan masyarakat, pengembangan UMKM, dan penciptaan lapangan kerja.
➢ Mendukung program-program yang diinisiasi pemerintah dalam rangka mendukung demandcreation dan penciptaan lapangan kerja.
➢ Mengakselerasi gerak roda perekonomian di daerah-daerah guna menopang kegiatan perekonomian.
4. Mempercepat ekosistem digital ekonomi dan keuangan yang terintregasi.
➢ Mendorong digitalisasi UMKM, BWM, dan lainya serta mendorong pengawasan berbasis TI.
5. Percepatan reformasi IKNB dan pasar modal dalam rangka menjaga intregitas pasar keuangan.

 

Adapun beberapa tantangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai berikut:

1) Market share masih relatif rendah sebesar 9,90%.
2) Literasi keuangan syariah relatif rendah sebesar 8,93. Jauh tertinggal dibanding indeks nasional 38,03 %.
3) Indeks inklusi keuangan syariah 9,1%. Jauh tertinggal dibanding indeks nasional sebesar 76,19%.
4) Peningkatan adopsi teknologi untuk mengikuti perkembangan teknologi.
5) Perlunya SDM dengan ekspertis di bidang ekonomi dan keuangan syariah. 

Dengan banyaknya problem yang terjadi di Indonesia sehingga memiliki penurunan ekonomi. Contoh kecilnya seperti UMKM yang lebih memilih menjual hasil usaha mereka ke luar negeri, dengan alasan masyarakat di Indonesia ini memiliki daya tarik yang minim sekali, justru mereka di apresiasi dengan menjual produk mereka ke luar negeri. Adanya problem tersebut seharusnya masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri agar tidak terjadi problem tersebut. Begitupun pemerintah juga harus memberi dukungan penuh kepada usaha-usaha dari dalam negeri, dengan begitu tingkat penjualan masyarakat akan meningkat maka kesejahteraan peluang usaha tersebut akan meningkat. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan mengalami peningkatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang Di Blogspot HMJ S1 Perbankan Syariah

UPGRADING & RAKER HMJ S1 PERBANKAN SYARIAH 2025

DISKUSI KABEL PINTAR VOL 2