Karya Essay Terbaik Mahasiswa Perbankan Syariah
MODERASI BERAGAMA DALAM MENINGKATKAN PERDAMAIAN
A. Pengertian Moderasi Beragama
Kata moderat dalam bahasa
Arab dikenal dengan al-wasathiyah sebagaimana terekam dari QS.al-Baqarah [2]:
143. Kata al-Wasath bermakana terbaik dan paling sempurna. Dalam hadis yang
juga disebutkan bahwa sebaik-baik persoalan adalah yang berada di
tengah-tengah. Dalam melihat dan menyelesaikan satu persoalan, Islam moderat
mencoba melakukan pendekatan kompromi dan berada di tengah-tengah, dalam
menyikapi sebuah perbedaan, baik perbedaan agama ataupun mazhab, Islam moderat
mengedepankan sikap toleransi, saling menghargai, dengan tetap meyakini
kebenaran keyakinan masing-masing agama dan mazhab, sehingga semua dapat
menerima keputusan dengan kepala dingin, tanpa harus terlibat dalam aksi yang
anarkis. Moderasi beragama merupakan sebuah jalan tengah di tengah keberagaman
agama di Indonesia. Moderasi merupakan budaya Nusantara yang berjalan seiring,
dan tidak saling menegasikan antara agama dan kearifan lokal (local wisdom).
Tidak saling mempertentangkan namun mencari penyelesaian dengan toleran.
Dalam kontek beragama,
memahami teks agama saat ini terjadi kecenderungan terpolarisasinya pemeluk
agama dalam dua kutub ekstrem. Satu kutub terlalu mendewakan teks tanpa
menghiraukan sama sekali kemampuan akal. Teks Kitab Suci dipahami lalu kemudian
diamalkan tanpa memahami konteks. Beberapa kalangan menyebut kutub ini sebagai
golongan konservatif. Kutub ekstrem yang lain, sebaliknya, yang sering disebut
kelompok liberal, terlalu mendewakan akal pikiran sehingga mengabaikan teks itu
sendiri. Jadi terlalu liberal dalam memahami nilai-nilai ajaran agama juga sama
ekstremnya. Moderat dalam pemikiran Islam adalah mengedepankan sikap toleran
dalam perbedaan. Keterbukaan menerima keberagamaan (inklusivisme). Baik beragam
dalam mazhab maupun beragam dalam beragama. Perbedaan tidak menghalangi untuk menjalin
kerja sama, dengan asas kemanusiaan. Meyakini agama Islam yang paling benar,
tidak berarti harus melecehkan agama orang lain. Sehingga akan terjadilah
persaudaraan dan persatuan anatar agama, sebagaimana yang pernah terjadi di
Madinah di bawah komando Rasulullah SAW. Moderasi harus dipahami
ditumbuhkembangkan sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang
paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apapunsuku, etnis, budaya, agama,
dan pilihan politiknya mau saling mendengarkan satu sama lain serta saling
belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka.
Untuk mewujudkan moderasi tentu harus dihindari sikap inklusif.
Menurut Shihab bahwa
konsep Islam inklusif adalah tidak hanya sebatas pengakuan akan kemajemukan masyarakat,
tapi juga harus diaktualisasikan dalam bentuk keterlibatan aktif terhadap
kenyataan tersebut. Sikap inklusiv-isme yang dipahami dalam pemikiran Islam
adalah memberikan ruang bagi keragaman pemikiran, pemahaman dan perpsepsi
keislaman.
Dalam pemahaman ini,
kebenaran tidak hanya terdapat dalam satu kelompok saja, melainkan juga ada
pada kelompok yang lain, termasuk kelompok agama sekalipun. Pemahaman ini
berangkat dari sebuah keyakinan bahwa pada dasarnya semua agama membawa ajaran
keselamatan. Perbedaan dari satu agama yang dibawah seorang nabi dari generasi
ke generasi hanyalah syariat saja (Shihab, 1999). Jadi jelas bahwa moderasi
beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan memiliki sikap
‘tenggang rasa’, sebuah warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling
memahami satu sama lain yang berbeda dengan kita.
B. Karakteristik Moderasi Beragama
Tawassuth adalah sikap
netral yang berdasar pada prinsip hidup menjunjung tinggi nilai keadilan di
tengah kehidupan bersama, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Sikap ini
dikenal juga dengan sebutan moderat (al-wasathiyyah). Tawassuth adalah sikap
netral yang berdasar pada prinsip hidup menjunjung tinggi nilai keadilan di
tengah kehidupan bersama, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Sikap ini
dikenal juga dengan sebutan moderat (al-wasathiyyah). Tawassuth adalah sikap
netral yang berdasar pada prinsip hidup menjunjung tinggi nilai keadilan di
tengah kehidupan bersama, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Sikap ini
dikenal juga dengan sebutan moderat (al-wasathiyyah).
1. Tawassuth
Tawassuth adalah sikap
netral yang berdasar pada prinsip hidup menjunjung tinggi nilai keadilan di
tengah kehidupan bersama, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Sikap ini
dikenal juga dengan sebutan moderat (al-wasathiyyah).
Adapun contoh sikap
tawassuth dalam kehidupan sehari-hari adalah:
a) Tidak membeda-bedakan golongan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi.
b) Menjalin silaturahmi antar sesama agar tidak timbul
pertikaian.
2. Tawazun (Berkeseimbangan)
Tawazun adalah suatu
sikap yang mampu menyeimbangkan diri seseorang pada saat memilih sesuatu sesuai
kebutuhan, tanpa condong atau berat sebelah terhadap suatu hal tersebut. Dalam
konteks moderasi beragama, sikap ini sangat penting dalam kehidupan antar umat
beragama, jadi kita bisa seimbang dalam kehidupan dunia, tapi kita juga bisa
seimbang dalam kehidupan akhirat nya. Sikap tawazun sangat diperlukan oleh
manusia agar dia tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan dan
mengesampingkan hal-hal yang lain, yang memiliki hak harus ditunaikan. Tawazun
merupakan Kemampuan seorang individu untuk menyeimbangkan kehidupanya dalam
berbagai dimensi, sehingga tercipta kondisi yang stabil, sehat, aman dan
nyaman.
3. I’tidal (lurus dan tegas)
Arti kata I'tidal secara
harfiah berarti lurus dan teguh, berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya,
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional. Islam mengutamakan
keadilan bagi semua pihak. Banyak ayat Al-Qur'an yang menunjukkan ajaran mulia
ini, tanpa mengedepankan keadilan, nilai-nilai agama terasa kering dan tidak
berarti, karena keadilan adalah ajaran agama yang secara langsung memengaruhi
kebutuhan hidup mayarakat. Tanpa itu, kemakmuran dan kesejahteraan hanya akan
menjadi ilusi.2 I'tidal sangat diperlukan dalam kehidupan, karena tanpa itu
nantinya semua akan mengarah pada pemahaman Islam yang terlalu liberal atau
radikal. Peran pendidik dalam me-moderasi pendidikan Islam sangat diperlukan
untuk pemahaman yang lurus, jujur dan tegas dalam beragama. Adapun contoh sikap
I’tidal dalam kehidupan sehari-hari adalah:
a) Seseorang yang selalu mematuhi aturan dalam lingkup
masyarakat, sekolah maupun keluarga.
4. Tasamuh (toleran)
Tasamuh berasal dari
bahasa Arab yang artinya toleransi. Menurut bahasa Tasamuh artinya adalah
tenggang rasa, sedangkan menurut istilah saling menghormati dan menghargai
antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Contoh tindakan tasamuh
dalam kehidupan sehari-hari:
a) Berlapang dada dalam menerima segala perbedaan.
C. Moderasi untuk Kerukunan Beragama
Indonesia sebagai negara
yang majemuk dari segi suku bangsa, budaya, dan agama memerlukan strategi untuk
menciptakan dan memelihara suasana kebebasan beragama dan kerukunan umat
beragama, yang demikian tersebut amat penting dilakukan agar terwujud
masyarakat Indonesia yang sejahtera, aman, damai, bersatu dan tenteram. Untuk
mewujudkan kedeamaian, keamanan dan kesatuan tersebut, perlu adanya suatu
strategi yang tepat. Strategi tersebut adalah Moderasi beragama. Semangat moderasi
beragama merupakan strategi untuk mencari titik temu dan jalan damai dua kutub
ekstrem dalam beragama. Di satu sisi, ada beberapa pemeluk agama yang ekstrem
sehingga meyakini secara mutlak kebenaran satu tafsir teks agama dan menganggap
penafsir lain sesat. Komunitas ini biasa dinamakan dengan kelompok
ultra-konservatif. Di sisi lain, ada juga umat beragama yang esktrem mendewakan
akal hingga mengabaikan kesucian agama, atau mengorbankan kepercayaan dasar
ajaran agamanya demi toleransi yang tidak pada tempatnya kepada pemeluk agama
lain. Mereka biasa disebut ekstrem liberal. Keduanya perlu dimoderasi.
Keragaman dalam beragama
di Indonesia adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dihilangkan. Untuk itulah
moderasi beragama itu hadir sebagai perekat persamaan bukan mempertajam
perbedaan. Ada beberapa alasan mengapa moderasi beragama itu sangat di
perlukan, khususnya di Indonesia:
a) Moderasi di Indonesia sangatlah diperlukan sebagai strategi
kebudayaan dalam merawat keindonesiaan. Indonesia sebagai negara multikultural,
para pendiri bangsa sejak awal sudah berhasil mewariskan satu bentuk
kesepakatan dalam berbangsa, bernegara dan beragama, yaitu Pancasila dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara fakta telah berhasil menyatukan
seluruh kelompok agama, etnis, bahasa bahkan budaya di Indonesia. Indonesia
memang bukanlah negara agama, namun dalam kehidupan sehari-hari agama menjadi
tuntunan dan tidak bisa dipisahkan. Nilai-nilai agama dipadukan dengan
nilai-nilai kearifan lokal bahkan beberapa hukum agama dikembangkan oleh negara
dalam Undang-undang Dasar dan Peraturan Pemerintah.
b) Hadirnya agama dalam kehidupan manusia adalah untuk menjaga
martabat manusia sebagai mahkluk yang mulia serta menjaga untuk tidak
menghilangkan nyawanya. Itulah sebabnya, setiap agama itu membawa misi
perdamaian dan keselamatan. Agama mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek
kehidupan, sehingga menjaga nyawa seorang manusia menjadi prioritas, karena
menghilangkan satu nyawa sama artinya dengan menghilangkan nyawa semua umat
manusia. Oleh karena itulah dengan adanya moderasi bergama ini hendaknya
menjadi cara untuk mengembalikan praktik bergama agar sesuai dengan esensinya
serta agama benar-benar menjadi ruh dalam kehidupan sehingga harkat dan
martabat manusia akan terjaga.
c) Seiring perkembangan zaman setelah ribuan tahun agama lahir,
manusia semakin bertambah dan beragam, bersuku-suku, beraneka warna kulit,
berbangsa-bangsa dan terus berkembang. Keilmuan juga terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman untuk menjawab problem kemanusiaan. Teks-teks agamapun
menjadi multitafsir, kebenaran menjadi relatif, bahkan sebagian pemeluk agama
tidak lagi berpegang teguh pada hakikat ajaran agamanya, sehingga menjadi
fanatisme terhadap kebenaran versi yang disukainya. Oleh karena itu, terjadilah
konflik yang tidak bisa dielakkan. Kompleksitas masalah kehidupan manusia serta
agama ini terjadi tidak hanya pasa satu daerah / negara, bahkan berbagai
dibelahan dunia lainnya. Maka untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi
problem ini, moderasi beragama menjadi solusinya dan penting untuk diterapkan
sehingga tidak ada lagi konflik yang berlatar agama terjadi dan terjagalah
eksistensi kemanusiaan.
Kesimpulan
Moderasi beragama adalah
cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara
mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan
membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati
konstitusi sebagai kesepakatan bernegara.
Karakteristik Moderasi
Beragama terdiri dari:
1. Tawassuth
2. Tawazun (berkeseimbangan)
3. I’tidal (lurus dan tegas)
4. Tasamuh (toleran)
Semangat moderasi
beragama merupakan strategi untuk mencari titik temu dan jalan damai dua kutub ekstrem
dalam beragama. Hadirnya agama dalam kehidupan manusia adalah untuk menjaga
martabat manusia sebagai mahkluk yang mulia serta menjaga untuk tidak
menghilangkan nyawanya. Itulah sebabnya, setiap agama itu membawa misi
perdamaian dan keselamatan. Agama mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek
kehidupan, sehingga menjaga nyawa seorang manusia menjadi prioritas, karena
menghilangkan satu nyawa sama artinya dengan menghilangkan nyawa semua umat
manusia.
Karya : Wilda
Muthia
Komentar
Posting Komentar