ARTIKEL PEMENANG GIVEAWAY WEBINAR PERBANKAN " Menilik Peran Perbankan Syariah Bagi Keberlangsungan UMKM Go Digital"

 

 

Menilik Peran Perbankan Syariah Bagi Keberlangsungan UMKM Go Digital

 

Perbankan syariah merupakan sektor yang gencar melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian nasional di masa pandemi ini. Bank Syariah memang diyakini lebih bisa bertahan di tengah pandemi daripada bank konvensional. Pemerintah pun turut andil dalam mendukung kinerja perbankan syariah dengan melakukan merger atau penggabungan tiga bank syariah milik BUMN menjadi satu bank yang digadang-gadang menjadi bank syariah berdaya saing global.

Kemunculan BSI sebagai hasil merger dari BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Mandiri Syariah menjadi angin segar bagi pelaku usaha di Indonesia. Bank hasil merger ini memiliki aset yang besar. Dilansir dari IDX Channel (2021) pada kuartal I 2021 aset BSI mencapai 234,4 triliun. Besarnya aset yang dimiliki membuka peluang yang besar untuk meningkatkan pembiayaannya, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

UMKM menjadi sektor yang paling terdampak akibat pandemi. Pendapatan pelaku UMKM menurun secara drastis. Di awal pandemi, keadaan UMKM seperti hidup enggan mati tak mau. Banyak pelaku UMKM yang terpaksa menjual tokonya karena tidak sanggup memikul beban kerugian yang besar. Beberapa pelaku UMKM lebih memilih menutup usahanya untuk sementara karena sudah tidak memiliki modal. Sebanyak 90% pelaku UMKM mengalami penurunan omzet penjualan dan 75% mengalami kesulitan mendapat pembiayaan untuk memulai usahanya kembali.

Di era digitalisasi, UMKM harus beradaptasi. Semua hal yang serba digital bisa membantu mendongrak usaha mereka lagi. UMKM Go Digital yang digalakan oleh pemerintah diharapkan bisa optimal untuk membangunkan sektor UMKM yang sempat terpuruk. Melalui UMKM Go Digital produktivitas dan pemasaran dapat meningkat. Namun, adanya UMKM Go Digital ini bukan berarti tanpa tantangan. Pelaku UMKM harus siap dan mau melek teknologi agar digitalisasi tidak menjadi bumerang bagi keberlangsungan usahanya. Selain itu, hal yang paling sulit ketika menjadikan UMKM Go Digital adalah pemenuhan modal untuk mendapatkan infrastruktur teknologi yang memadai.

Infrastruktur untuk menjalankan usaha dengan basis digital memang butuh  biaya yang tidak murah. Apalagi bagi pelaku UMKM yang untuk balik modal saja mereka sulit apalagi harus membeli infrastruktur IT. Disini lah perbankan syariah berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan modal UMKM yang akan Go Digital. Perbankan Syariah berkomitmen untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan bagi pelaku UMKM sebagai bentuk dukungan terhadap program pemulihan ekonomi nasional.

Porsi pembiayaan UMKM di Bank Syariah Indonesi (BSI) per kuartal I 2021 mencapai Rp 35,91 triliun atau 22,63%. Pembiayaan ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 34,99 triliun. Penambahan porsi pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah sejalan dengan arahan pemerintah. Pemerintah memang menaruh perhatian khusus pada UMKM karena sektor ini mampu bertahan di tengah krisis, serta diharapkan mampu juga bertahan juga di tengah pandemi.

Pembiayaan perbankan syariah bagi pelaku UMKM Go Digital diharapkan mampu memulihkan usaha mereka. Selain itu, pembiayaan yang bersifat produktif dengan skema syariah yang tidak berbasis pada persentase bunga tidak akan memberatkan mereka. Dengan demikian, pelaku UMKM Go Digital tidak perlu khawatir lagi memikirkan biaya untuk memenuhi infrastruktur teknologi yang akan mereka gunakan. Digitalisasi bagi UMKM di masa pandemi menjadi ikhtiar agar pelaku usaha tidak gulung tikar dan tetap mempertahankan eksistensinya dalam perekonomian nasional.  


PENULIS : FITRIYA YULIANTI ( UIN WALISONGO SEMARANG )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang Di Blogspot HMJ S1 Perbankan Syariah

UPGRADING & RAKER HMJ S1 PERBANKAN SYARIAH 2025

DISKUSI KABEL PINTAR VOL 2