PERTUMBUHAN EKONOMI DI MASA PANDEMI
Pandemi Covid-19 masih menjadi bahan perbincangan di tanah air. Berbagai
cara sudah dilakukan dari diperintahkan untuk work from home atau
bekerja dirumah hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang di terapkan
diberbagai daerah. Walapun sudah ada berbagai cara yang dilakukan, tetap saja
masih banyak oknum-oknum yang belum bisa mentaati peraturan tersebut yang mana
malah berakibat pada semakin banyaknya korban berjatuhan.
Tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, berbagai aspek lainnya mulai
dari aspek pariwisata, pendidikan, hingga aspek ekonomi pun ikut terdampak dari
adanya pandemi Covid-19 ini. Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini masih menjadi tantangan bagi seluruh
Negara didunia karena belum dapat dipastikan bahwa kapan berakhirnya pandemi
ini.
Akibat pandemi Covid-19 ini pemerintah harus kembali merevisi proyeksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 ini. Perekonomian yang
tadinya diperkirakan masih bisa tumbuh diangka 2,3% diturunkan menjadi 1%. Hal
ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi dikuartal II yang diyakini akan merosot
tajam dibandingkan kuartal I yang tercatat 2,97%. Dimana pada kuartal II tahun
ini perekonomian akan tumbuh negatif 3,1%. Maka dari itu pertumbuhan ekonomi
yang tadinya diperkirakan bisa tumbuh diangka 2,3% direvisi dengan diturunkan
menjadi 1%.
Kebijakan dan langkah yang diambil pemerintah dalam menangani pandemi
Covid-19 ini haruslah tepat. Mengapa demikian? Bagaimana langkah pemerintah
inilah yang dapat menjadi tolok ukur bagaimana perekonomian Indonesia
kedepannya, akankah lebih baik ataupun malah sebaliknya. Karena perekonomian
juga akan ditentukan saat menurunnya penyebaran virus ini. Tetapi hal ini juga
tergantung dari bagaimana kemampuan pemerintah dalam memulihkan ekonomi di
kuartal II dan IV atau di semester II-2020.
Tidak hanya itu, berbagai lembaga dunia juga melakukan revisi proyeksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada bulan Juni ini. Yaitu Bank Dunia yang
merevisi turun menjadi 0,0%, OECD menjadi -3,9% sampai -2,8% dan ADB menjadi
-1,0% dan IMF 0,5% (data bulan April lalu).
Sumber :
www.cnbcindonesia.com
Komentar
Posting Komentar