BULETIN PERBANKAN BULAN MEI

 

Pengaruh Generasi Millenial Guna Menunjang Peluang Pertumbuhan

Perbankan Syariah di Indonesia

Salah satu fitur yang paling membedakan bank Islam adalah produk keuangan yang didasarkan pada larangan bunga, dengan demikian desain produk yang dimiliki bank Islam adalah dengan kemitraan dan berbagi resiko. Selain dari itu, sifat dari kontrak suatu modal dalam bentuk mudharabah, dimana salah satu pihak menyediakan modal dan pihak lain memberikan enterpreunership, dengan demikian resiko informasi yang asimetris dapat diminimalisir, karena sifat kontrak yang membagi imbalan dan risiko secara sama. Bank Islam bertujuan menyediakan jasa-jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan syariat Islam dalam sistem keuangan Islam secara menyeluruh, yang bertujuan untuk membawa manfaat kepada masyarakat dalam kepemilikan dan kesejahteraan, sehingga tidak semata-mata menciptakan keuntungan maksimum dari penggunaan modalnya.

Perkembangan perbankan syariah Indonesia sedemikian mengesankan sehingga mendapat predikat ”the biggest and the fastest growing islamic banking market in the world”. Namun demikian perbankan syariah tersebut merupakan tantangan dan sekaligus amanah bagi seluruh stakeholder perbankan syariah untuk terus mengembangkan dan merumuskan berbagai sistem ekonomi dan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Upaya untuk mengembangkan sistem ekonomi dan perbankan syariah tersebut perlu dilakukan secara terintegrasi baik pada tingkatan pembuat kebijakan, praktisi, akademisi, alim ulama dan masyarakat. Prestasi yang dicapai Bank Muammalat Indonesia sebagai satu-satunya bank yang menggunakan prinsip syariah, mampu membuka mata pemerintah ditandai dengan dikeluarkannya undang-undang No 10 tahun 1998.

Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi para staffnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah. Angin segar itu sungguh terasa bagi perbankan syariah untuk lebih leluasa dalam mengembangkan sayapnya. Hingga akhirnya dalam perkembangan diikuti oleh semaraknya lahir lembaga keuangan syariah berupa asuransi syariah, koperasi syariah dan bisnis syariah lainnya.

Dalam kiprahnya pada dunia keuangan di Indonesia, Bank Syariah tentu memiliki tantangan, salah satunya adalah kualitas SDM. Harus diakui secara jujur, bahwa sumber daya insani perbankan syariah yang profesional, amanah, dan berkualitas belum sepenuhnya tersedia. Insan perbankan yang berkualifikasi syariah handal masih jarang. Nampaknya, sebagian besar SDM terutama level menengah ke atas masih hasil didikan ekonomi konvensional. Padahal, yang dibutuhkan bukan hanya menguasai ekonomi/ perbankan modern, tetapi sekaligus paham fiqih (syariah) serta mampu berinovasi dalam menyelesaikan ‘pernak-pernik’ persoalan bank syariah yang sistemnya masih baru. Training, workshop, seminar, studi banding, serta berbagai pembinaan lain untuk meningkatkan kompetensi SDM harus mendapat perhatian serius. Peningkatan modal, tantangan ini masih dirasakan oleh bank syariah di Indonesia.

Pemerintah saat ini mendorong industri halal yang dinilai mampu berkontribusi terhadap perekonomian khususnya perbankan syariah. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan saat ini potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia masih sangat besar, karena itu pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan sosialisai terutama pada generasi milenial yang terus berkembang.

Pertama, generasi milenial identik dengan karakter melek teknologi. Paham betul bagaimana menyikapi modernisasi zaman tanpa norak, kampungan, atau ndeso. Justru yang mereka idamkan memang segala bumbu serba instan dalam kehidupan. Poin positif ini yang dimaksudkan untuk menyesuaikan perbankan syariah sesuai perkembangan masa. Misalkan digitalisasi perbankan yang digadang-gadang sebagai wujud pembaharuan bank-bank syariah sesuai pemenuhan tuntutan zaman. Semua perusahaan berlomba-lomba untuk memuaskan pelanggan berdasar istilah ‘palugada’ alias ‘apa lu mau gua ada’. Mau aplikasi, website, media sosial macam instagram, youtube, facebook, twitter, segalanya, perbankan syariah sediakan. Nah, di sinilah kepiawaian generasi jaman now diharapkan untuk unjuk gigi.

Kedua, dengan pengeluaran umat muslim diperkirakan $ 2,1 triliun pada 2017, ekonomi Islam terus tumbuh stabil didorong oleh populasi muslim muda yang meningkat, yang diperkirakan akan mencapai 3 miliar pada 2060, naik dari 1,8 miliar pada 2017. Menurut Laporan Ekonomi Islam Global 2018-2019 dari Thomson Reuters. Jumlah yang cukup fantastis ini jelaslah berpeluang sebagai pundi-pundi profit bagi perbankan syariah. Muslim muda dapat berperan aktif untuk perbankan syariah yang lebih cerah dengan melakukan investasi, mengajukan pinjaman, atau sekadar membuka tabungan. Generasi milenial sudah tentu akan menguasai masa depan dengan jumlahnya yang luar biasa banyak.

Kemudian seperti yang sempat disinggung pada poin pertama, investasi syariah sebagai salah satu instrumen perbankan syariah cocok untuk dicoba oleh generasi milenial. Mengapa? Terutama investasi jangka panjang, perbankan syariah menyajikan keuntungan jangka panjang untuk masa depan. Hal ini bisa dimanfaatkan milenial sebagai aset tabungan untuk mempersiapkan kehidupan mendatangnya kelak. Salah satu primadona yang patut dilirik milenial misalnya sukuk atau bisa juga disebut obligasi syariah. Mulai investasi tanpa nominal modal cukup tinggi, halal menurut MUI dan UU, serta cukup mudah untuk investor amatir. Investasi sedini mungkin supaya mendorong kemandirian milenial di tengah semakin naiknya harga kebutuhan saat mencapai puncak usia dewasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang Di Blogspot HMJ S1 Perbankan Syariah

UPGRADING & RAKER HMJ S1 PERBANKAN SYARIAH 2025

DISKUSI KABEL PINTAR VOL 2