Genting Melinting, Harga Emas Naik
Genting Melinting, Harga Emas Naik
Disaat pandemi Covid-19 merajalela,
kini harga emas mengalami kenaikan. Apa ada hubungannya dengan Covid-19?
Pandemi Covid-19 masih saja menjadi
perbincangan di berbagai negara di belahan dunia. Pandemi Covid-19 ini berdampak
terutama pada sektor ekonomi, dimana ekonomi masih mengalami kelesuan akibat
pandemi ini.
Tidak hanya itu akibat pandemi
Covid-19 ini juga berdampak pada harga emas yang semakin melonjak naik, saat
ini harga emas dunia di pasar spot menguat tipis sebesar 0,04 % yang
diperdagangkan di level US$ 1.775,44/troy ons. Harga emas tersebut menjauh
dibandingkan minggu lalu yang berada di level US$ 1.788,96/ troy ons.
Diperkirakan bahwa harga emas dunia
masih akan terus mengalami kenaikan. Kenaikan harga emas tersebut diperkirakan
akan tembus pada level US$ 1.800/troy ons. Hal ini disebabkan para pelaku pasar
mengalami kecemasan akibat penularan Covid-19 yang semakin meningkat. Adanya
kecemasan masyarakat akan pandemi Covid-19 ini mengakibatkan terganggunya
ekonomi global sehingga berakibat pada masyarakat enggan untuk beraktivitas
dengan normal karena khawatir akan terkena penularan Covid-19.
Hal itu para pelaku pasar memilih
untuk menginvestasikan aset yang dimilikinya kedalam investasi emas atau yang
sering disebut dengan safe heaven. Merupakan investasi emas ketika terjadi
ketidakpastian ekonomi, harga dari emas tersebut terus mengalami kenaikan. Safe
heaven tidak selalu diartikan investasi pada emas, tetapi juga diartikan
investasi pada dollar. Para pelaku pasar lebih memilih investasi pada aset safe
heaven dikarenakan investasi pada aset ini selalu mengalami peningkatan meskipun
di tengah gejolak pasar.
Akibat kepanikan dari adanya wabah
pandemi Covid-19 ini menyebabkan kenaikan emas yang signifikan. Tidak hanya itu, kenaikan harga emas juga
dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dari para pelaku pasar. Banyaknya
pemintaan dari investor terhadap emas yang dipergunakan untuk menginvestasikan
sebagian asetnya dalam bentuk logam mulia ini, dikarenakan jika terjadi
penurunan pasar maka investor tidak mengalami kerugian yang terlalu besar.
Meski bisa dibilang mendapat keuntungan yang kecil tetapi emas tidak akan
tergerus ditengah gejolaknya keuangan dunia. Ketika dunia sedang dilanda kepanikan atau
saat krisis, justru para investor lebih banyak untuk menumpuk emas untuk
diinvestasikan, dikarenakan harganya yang mengalami kenaikan pada saat krisis.
Hal ini disebabkan kebijakan-kebijakan yang dibuat Bank Sentral dan Pemerintah.
Contohnya seperti kebijakan fiskal dan moneter maupun kebijakan suku bunga
tidak mempengaruhi nilai emas. Begitu juga dengan pergerakan saham dan obligasi
juga tidak mempengaruhi nilai emas, akibatnya ketika saham mengalami penurunan
justru nilai emas mengalami kenaikan, sehingga banyak investor yang mengalihkan
investasi sahamnya ke investasi emas. Maka dari itu safe heaven inilah banyak
dicari oleh para investor untuk menghindari kerugian ketika sedang dilanda
krisis keuangan. Karena harga emas justru mengalami kenaikan ketika dunia sedang
dilanda krisis keuangan.
Dilansir dari CNBC Indonesia, pada
perdagangan hari Rabu (8/7/2020) harga emas dunia di pasar spot telah berhasil
menembus level US$ 1.800/oz. Hal ini dipicu dari kekhawatiran masyarakat akan
bertambahnya jumlah kasus virus corona baru. Akibatnya, berimbas pada
diberlakukannya kembali tindakan pembatasan aktivitas (lockdown). Jika pembatasan
aktivitas diterapkan, akan berpengaruh pada dihentikannya kegiatan ekonomi. Dimana
akan berakibat pada pemulihan ekonomi yang berbentuk kurva V mengalami
pengurangan dan berdampak pada sentimen risiko global.
Sejak kemarin pergerakan arah bursa
saham dunia diikuti oleh pergerakan harga emas. Hingga kemarin tercatat bahwa
bursa saham Asia, Eropa, hingga Wall Street di Amerika Serikat mengalami
penguatan. Pasar saham masih menunjukkan kinerja yang impresif dibarengi dengan
harga emas yang mengalami kenaikan.
Harga emas mencapai level US$
1.800/oz menguat ketika indeks saham melesat naik. Ini hampir menyentuh pada
level tertinggi setelah 9 tahun dimana pada bulan September 2011 harga emas
mencapai US$ 1.920/troy ons. Pada waktu itu juga diakibatkan karena bursa saham
AS yang turut menguat. Hal ini disebabkan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The
Fed) melakukan Kebijakan Quantitative Easing (QE). Kebijakan yang diterapkan
saat ini masih sama dengan nilai pembelian aset lebih besar seperti obligasi
pemerintah dan surat berharga. Diharapkan agar pergerakan emas dan Wall Street
bisa berjalan dengan berbarengan meskipun terkadang akibat dari aksi profit
taking dapat menyebabkan berjalan berlawanan.
Tidak hanya itu akibat melemahnya
permintaan greenback atau dolar AS menyebabkan diperpanjangnya dukungan
terhadap komoditas logam mulia berupa emas ini yang berakibat pada melonjaknya
harga komoditas ini. Terpantau indeks dolar AS mengalami pelemahan yang diukur
dengan mata uang lainnya yaitu mengalami pelemahan sebesar 0,02% pada 96,86.
Sementara melemah sebesar 0,32% dari level 97,17 secara week to date(WTD)
dilansir dari Refinitif.
Keren 👍
BalasHapus